Rabu, 19 Oktober 2011

Dan Kini


to Lord


Malu,,,
Ragu,,,
Bukan pada-Mu
Pada jiwaku, pada hatiku, pada diriku,,,
Tuhan,
Butanya diriku
Sungguh, tulinya jiwaku
Hambarnya ragaku
Hitamnya hatiku
Mengacuhkan tiap nadi berkat-Mu
Mengabaikan detik demi detik nikmat-Mu
Meremehkan tiap helaan nafas cinta dan kasih-Mu
Menidurkan kuasa-Mu
Menenggelamkan rahmat-Mu
Mengubur kasih-Mu
Tuhan,,
Tenggelam...tercebur,,,tersesat
Sungguh, tenggelam aku dalam dosaku
Tercebur aku dalam hawaku
Tersesat aku dalam jalanku
look for You

Dan kini.....................
Aku, diriku, jiwa dan batinku terbangun
Terbangun dari tidur panjang lalaiku
Kini........
Aku, diriku, jiwa dan batinku berdiri
Berdiri dari terjatuhnya akhlakku
Kini........
Aku, diriku, jiwa dan batinku tersadar
Tersadar dari lemahnya jiwaku
Kini........
Aku, diriku, jiwa dan batinku tertunduk
Tertunduk karena malu akan sombongnya hatiku
Kini........
Aku, diriku, jiwa dan batinku menangis
Menangis karena jauhnya aku dari lembutnya Cinta-Mu
Dan Kini........
Aku, diriku, jiwa dan batinku menyesal
Menyesal karena berpalingnya aku dari diri-Mu
Dan sungguh Kini........
Aku, diriku, jiwa dan batinku berteriak
Berteriak menyadari “betapa bodohnya aku”
Berteriak “betapa sombongnya aku”
Berteriak “betapa angkuhnya pribadiku”
Berteriak “betapa kufurnya aku pada nikmat-Mu”
Tuhan,,
Kini........
Aku, diriku, jiwa dan batinku terseok
Terseok mencari jalan-Mu
Tapi Kini........
Aku, diriku, jiwa dan batinku berteduh
Berteduh untuk kembali pada-Mu
Kini........
Aku, diriku, jiwa dan batinku bersujud
Bersujud untuk kembali memuji agung-Mu
Kini........
Aku, diriku, jiwa dan batinku memohon
Memohon lembutnya pengampunan-Mu
berteduh dalam damai-Mu

Sampai akhirnya nanti.....
Dan nanti......
Nanti........
Aku, diriku, jiwa dan batinku akan kembali
Kembali pada rahmat-Mu
Kembali pada jalan-Mu
Kembali pada lembut dan damainya kasih-Mu
Kembali mengabdi pada umat dan pada-Mu
Karena pada akhirnya nanti....
Aku siap kembali ke sisi-Mu
Siap kembali kepada pemilikku
Dan siap kembali untuk menemui-Mu
Coretan hitam : hikari takasa,,
AB, 19 Okt. 11














Selasa, 18 Oktober 2011

cinta itu


Kadang aku berfikir, , topik obrolan yang tidak pernah lepas jika sedang bersama teman adalah cowok, laki-laki, pria, dan hmmm yeah what ever lah ya loe nyebut mereka apa mau man, boy, or yeah that is lah ya. Tapi well, gw mikir banget “kenapa ya kalo cewek pada ngumpul yang dibiacarain gak jauh-jauh dari makhluk yang bernama C.O.W.O.K ??? “
Eittttttssss, tapi tunggu  dulu, mereka ni, para cewek ini sangat jenius dalam ngomongin masalah cowok, variabilitasnya tinggi sehingga kurvanya selalu cembung (hallo hikari, please dech yah, ini bukan statistik so,,, gak nyampe segitunya juga kaleee ), mulai dari boy band, parfum, baju, fashionnya para cowok dan bla-blanya itu lah, sampai yang kata mereka ‘penting’ yaitu cinta. Hasyah, itu lah yah...
Well, jujur banget ni ya,, banget banget dah y,,, pas mereka ngumpul ni, gw bener gak ngerti, gak mudeng, gak ngeh sama sekali ama definisi mereka tentang cinta, apa passionable? Poite? Or agressive?..
Tapi ini definnisi LOVE wat gw : 
will be white

Cinta itu putih
Seputih melati di musim semi
Cinta itu tulus
Setulus kasih Tuhan untuk umat-Nya
Cinta itu damai
Sedamai Al Qur’an dalam hidup kita
Cinta itu tenang
Setenang lantunan tilawah dalam jiwa kita
Cinta itu lembut
Selembut sentuhan ibu untuk anaknya
Cinta itu penghargaan
Seperti penghargaan seorang laki-laki untuk tidak menyentuh wanita
Cinta itu perjuangan
Seperti perjuangan seorang ayah untuk keluarganya
Cinta itu tak bersyarat
Seperti kasih sayang ibu yang tak bersyarat untuk anaknya
Cinta itu doa
Seperti doa anak untuk orang tuanya
Cinta itu saling memberi, bukan saling meminta
Cinta itu mengisi, bukan mencaci
Cinta itu cerdas, tahu orang yang pasti untuk dicintai
Cinta itu valid, jatuh pada orang yang tepat
Cinta itu bukan reliabilitas, butuh konsistensi
Cinta itu tak seperti bahasa inggris, tidak butuh grammar
Cinta itu kimia, asam akan berjodoh dengan asam, basa dengan basa
Cinta itu psikologi, mendengar dan memahami
Cinta itu tak seperti ekonomi hanya memberi jika menguntungkan
Cinta itu seperti barang komlementer, saling melengkapi
Cinta itu seperti barang substitusi, saling mengganti
Cinta itu komunikasi, butuh kata untu mengungkap
Cinta itu fisika, butuh gaya untuk kekuatan
Tapi cinta itu bukan matematika, karena tak butuh rumus untuk menjelaskannya